SAYA BANGGA MENJADI BANGSA INDONESIA

  Kalau ditanya soal apa sih yang saya banggain dari Indonesia? Waahh banyak banget! Salah satu hal yang saya syukuri dalam hidup ini adalah...

 


Kalau ditanya soal apa sih yang saya banggain dari Indonesia? Waahh banyak banget! Salah satu hal yang saya syukuri dalam hidup ini adalah lahir di Indonesia. Coba kita lihat deh di sekitar kita, gimana masyarakatnya masih menjunjung tinggi kegotongroyongan ketika tahu bahwa tetangga sekitar ada yang mengalami kesusahan, serta bagaimana masyarakat kita mengedepankan musyawarah ketika mengambil keputusan. Contoh-contoh kecil tersebut membuat saya bangga menjadi bangsa Indonesia.

Seringkali saya berandai-andai jika harus hidup di luar negri dalam jangka waktu yang lama, hal yang paling saya kangenin dari Indonesia sudah pasti ragam kulinernya yang memiliki ciri khas berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Selain itu, kultur masyarakat Indonesia yang gemar tolong menolong pasti belum tentu saya temui ketika saya tinggal di luar negri.

Lahir dah besar di Indonesia membuat saya tahu makna dari persatuan dan kesatuan itu sendiri. Sejak kecil ketika ada pelajaran PPKN, kita diajarkan bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah suatu pemberian melainkan perjuangan bersama antar daerah yang bersatu melawan penjajah sehingga terciptalah kemerdekaan Indonesia. Tak terasa sudah 76 tahun negara kita merdeka dari penjajahan dan saat ini masuk pada Era Society 5.0 dimana pada saat ini teknologi canggih yang berkembang diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antar manusia utamanya dalam bidang ekonomi. Perkembangan teknologi juga memiliki sisi positif dan negative apabila kita sebagai penggunanya tidak memiliki kontrol dalam penggunaannya. Hasil dari perkembangan teknologi yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah social media yang mana apabila kita tidak bijak dalam menggunakannya maka akan menimbulkan dampak negative bahkan lebih buruknya dapat menimbulkan perpecahan.


Sabtu lalu tepatnya tanggal 9 Oktober 2021, MPR RI berkunjung ke Kota Semarang dalam rangka Netizen Gathering di Ibis Hotel Semarang. Saya tentu sangat senang menjadi salah satu orang yang diberi kesempatan untuk hadir di acara ini. Mengusung tema “Proud to be Indonesian, Bijak Bermedia Dalam Mewujudkan Karakter Bangsa”, Ibu Siti Fauziah, SE, MM selaku Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Sistem Informasi Sekjen MPR RI dan Bapak Budi Muliawan SH, MH selaku Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Sekjen MPR RI membuka acara sekaligus mengajak diskusi para peserta yang hadir dalam acara ini. Ibu Siti Fauziah atau yang lebih akrab disapa Ibu Titi berpesan supaya kita sebagai netizen yang menggunakan social media dalam kehidupan sehari-hari dapat lebih bijak dalam menggunakannya. Jangan sampai segala fitur dan kemudahan yang ada dalam social media menjadikan kita terlena sehingga mudah untuk mengeluarkan hate speech atau menyabarkan hoax di media social kita. Kadang tanpa kita sadari, yang menjauhkan kita dengan orang disekitar kita adalah karena kita terlalu asik bersosial media atau karena tingkah laku seperti menyebar berita yang belum tentu valid kebenarannya.

Padahal jika kita bijak dalam bersosial media, kita dapat memanfaatkan platform yang kita gunakan untuk menyebarkan konten positif sehingga memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama. Dalam menggunakan media social kita bisa memilih mana yang pantas untuk dibagikan dan mana yang tidak pantas untuk dibagikan. Sayangnya masih banyak masyarakat saat ini yang hobi menyebarkan berita palsu dibuktikan dari data Kominfo terdapat sebanyak 800 ribu situs yang terindikasi menyebarkan berita palsu.

Saya, kamu, dan kalian semua bisa loh jadi agen dalam menyebarkan berita baik di sosial media. Caranya? Bisa kalian baca dibawah ini.

SARING BEFORE SHARING

Kata-kata ini mungkin saat ini sudah sering kita dengar, namun pada prakteknya masih saja kita lupa mencermati berita yang kita dapat sehingga dengan mudah reshare berita tersebut. Padahal jika kita bisa lebih cermat pada berita yang dibaca maka akan mengurangi potensi persebaran berita hoax. Ada baiknya jika kita belajar untuk berpikir kritis atas pemberitaan terutama yang ada pada media sosial.

PILAH PILIH KONTEN

Mudahnya mengakses internet di era saat ini membuat banyaknya orang berlomba membuat konten pada sosial media pribadi maupun kelompok tertentu. Pembuatan konten juga lebih beragam dan unik serta kadangkala mengikuti trend yang sedang naik. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana efek dari konten tersebut apabila dibagikan ke sosial media. Apakah konten tersebut berefek positif atau negative? Jikalau konten yang akan diunggah memiliki efek positif maka tidak masalah untuk dibagikan, apabila sebaliknya mending pikir ulang untuk mengunggah konten tersebut.

JEMPOL MU HARIMAU MU

Pernah denger nggak sih ada orang dikasusin gara-gara komentar jahat di postingan selebgram? Nah itu tuh contoh jelek netizen yang nggak bisa nahan jempol dan hari-harinya cuma  menghujat orang lain. Kata saya mah dari pada berurusan sama hukum apalagi saat ini udah ada UU ITE mending kurang-kurangin deh ngetik komentar jahat ke orang. Kalaupun ada postingan yang menurut kalian tidak pantas atau mengandung hoax, kalian masih bisa memberikan kritik namun dengan tata bahasa yang baik kok. Jangan gara-gara emosi langsung ngata-ngatain orang lain. Ingat ya, JEMPOL MU HARIMAU MU.

SELEKSI AKUN

Sosial media saat ini sudah seperti dunia ke-2 kita dimana kita bisa mengekspresikan apapun disana. Kehadian influencer yang bisa kita sebut sebagai selebgram, selebtwit, youtuber, seleb tiktok, kadang membuat kita sepemikiran dengan pendapat influencer tersebut. Seleksi akun yang memang membawa efek positif di hidup kalian.

Sosial media beserta apa yang ditampilkan kadang tidak sesuai dengan kenyataannya. Untuk itu perlu adanya kesadaran diri bahwa media sosial merupakan dunia maya. Jangan sampai kita mengidolakan seorang influencer namun berlebihan sehingga ketika ada berita negative tentang influencer yang kita idolakan langsung terbakar emosi dan menghujat orang yang berbeda pendapat dengan kita.


Menjadi netizen yang baik itu bisa dilakukan oleh semua orang kok. Asal ada niat dan pembiasaan terus menerus pasti kita bisa menjadi netizen yang baik dan bijak dalam menggunakan media sosial. Saya sendiri masih memiliki harapan suatu saat nanti Indonesia menjadi bangsa paling bijak dalam menggunakan sosial media.

sumber: dikoko production
Gathering netizen bersama MPR RI kali ini merupakan keseruan di tengah pandemi yang menginspirasi sekaligus memotivasi dalam menebar hal-hal positif di sosial media. Tak lupa meskipun kita berada di dalam ruangan, prokes tetap kami jalankan. Dalam event ini kami juga diberi kesempatan untuk memberikan kritik serta saran untuk konten Instagram MPRI agar kedepannya lebih menarik.

sumber: dikoko production

sumber: dikoko production
Acara diakhiri dengan foto bersama dan pembuatan video sesuai tema gathering kali ini yaitu “Proud to be Indonesian”. Seluruh peserta antusias mengikuti acara dari awal sampai akhir, terlebih pada saat pengambilan video yang totalitas dengan membawa berbagai pakaian adat Indonesia. Rasa semangat, keceriaan, antusias, serta keseruan melebur jadi satu di acara Gathering Netizen bersama MPR RI.

Informasi Akun Resmi MPR RI

Instagram: @mprrigoid

Twitter: @mprrigoid

Facebook: @mprrigoid

Youtube: @mprrigoid

Website: www.mprri.go.id

You Might Also Like

0 comments