MERENCANAKAN MASA DEPAN DENGAN INVESTASI

"Jalan jalan terooosssss, haa mbok nabung ngono loh" atau dalam bahasa Indonesianya "Jalan jalan mulu, nabung kek sana&qu...


"Jalan jalan terooosssss, haa mbok nabung ngono loh" atau dalam bahasa Indonesianya "Jalan jalan mulu, nabung kek sana".

Kata-kata diatas seringgg banget saya denger kalau lagi kumpul bareng keluarga besar saya di rumah. Memiliki hobi jalan-jalan yang tentunya sedikit banyak harus mengeluarkan uang ini memang nggak jauh dari nyinyiran maupun ke-envy-an orang terhadap kita-kita yang notabene tukang jalan jalan.
Padahal yaa saya bisa jalan-jalan gegara saya rajin nabung, coba kalau saya hobinya hedon tiap hari nongkrong di cafe cafe mahal, mana bisa saya jalan-jalan kesana kemari daann tertawaaaa~

Hidup di dalam keluarga yang nggak hobi jalan-jalan ini emang susah susah gampang. Pas liburan diem dirumah ditanya "kok tumben nggak pergi jalan-jalan?". Ehh kalo pas jalan-jalan ke luar kota dibilang "keluyuran mulu, ngabisin duit". Laahh begimana daahh salah mulu saya jadi orang.

Tapi meskipun sering banget dapet lontaran kalimat semacam itu tidak mengurangi niat saya untuk jalan-jalan teruuusss. Saya dan jalan-jalan ini ibarat hubungan pacaran jarak jauh, ketemunya lamaaa banget sampe bikin kangen tapi pas ketemu bahagia tiada taraa deehh.


Untuk menabung tentulah harus memiliki uang dong sodara sodara, maka dari itu saya bekerja keras banting tulang mencari nafkah. Oke ini udah mulai pereezzz. Skip skip
Hal yang sangat penting namun tidak saya sadari dalam proses menabung adalah Inflasi. Secara sederhana inflasi adalah penurunan nilai mata uang, contohnya dimana harga seporsi ayam penyet hari ini mungkin akan berbeda dengan harga ayam penyet 10tahun lagi mengingat tiap tahunnya inflasi rata-rata naik sebesar 5% per tahun.

Terus kalau gitu cara mengatasi inflasi gimana dong Lee?

Saya menang lomba twitter loh (Sumber: Dikoko Production)
Tenang para sahabat dan chingudeul, berkat Kopdar Investarian Bersama Reksa Dana Manulife yang saya hadiri pada tanggal 12 Januari lalu saya jadi paham tentang pengelolaan uang agar terhindar dari jahatnya inflasi. Caranya yaitu dengan Investasi. Secara sederhananya investasi merupakan kegiatan penanaman modal dari perseorangan maupun perusahaan demi mendapatkan imbal balik yang lebih besar dari pada inflasi di masa yang akan datang.

Kenapa harus investasi sih? Kenapa nggak nabung aja di bank?
Baik jadi begini sahabat, misal nih kalian nabung di bank dengan setoran per bulan 500 ribu dalam jangka waktu 1 tahun maka hasil yang di dapat adalah 6 juta ditambah dengan bunga bank yang nggak lebih dari 1% per tahun. Hasil tersebut belum dikurangi oleh biaya administrasi perbulan yang kalau di itung-itung malah lebih tinggi biaya administrasinya ketimbang bunganya. Yaahhh gajadi untung deh.

Lain cerita kalau uangnya disimpan dalam bentuk investasi, jika dalam setahun terjadi inflasi sebesar 5% dan nilai investasi kita lebih dari 5%, maka kita sudah bisa disebut investor atau bisa disebut bahwa investasi yang kita lakukan berhasil.


Bapak Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur PT. Manulife Asset Manajemen Indonesia menjelaskan bahwa dalam berinvestasi haruslah memiliki ilmu. Karena pada dasarnya dalam berinvestasi harus siap dengan resikonya. Jika ingin mendapatkan imbal hasil yang tinggi maka resiko yang harus diambil juga tinggi. Jika ingin mendapatkan imbal hasil rendah maka resikonya juga rendah. Dan kalau tidak ingin mengambil resiko maka tidak akan mendapatkan imbal hasil.

Maka dari itu ada baiknya sebelum memulai investasi, kenali dulu macam-macam investasi sehingga bisa menentukan investasi mana yang sesuai dengan kebutuhan.

Pada Kopdar Investarian Bersama Reksa Dana Manulife, kami diperkenalkan dengan salah satu jenis investasi yaitu Reksa Dana. Reksa Dana merupakan wadah untuk menghimpun dana dari investor yang kemudian dikelola oleh Manajer Investasi. Di Manulife sendiri reksadana dikelola oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia atau disingkat MAMI.


Pada Manulife Asset Manajemen Indonesia sendiri ada 4 jenis reksadana yaitu:
1. Reksadana Pasar Uang
Reksadana ini cocok banget nih buat pemula kayak saya, soalnya resiko yang ditawarkan kecil. Biasanya reksadana jenis ini dipilih jika jangka waktu investasinya berkisar antara 1 - 2 tahun. Imbal hasil tertinggi reksadana pasar uang yang pernah diperoleh oleh MAMI dalam setahun yaitu 5,7%. Hasil ini tentunya bagus dong dibanding jika kita menabung di bank.

2. Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana ini merupakan reksadana yang mempunyai imbal hasil yang lebih tinggi dibanding reksadana pasar uang. Tapi tetep ingat, imbal hasil yang tinggi berbanding lurus dengan resiko yang tinggi pula. Investasi ini cocok banget bagi kalian yang mau berinvestasi dalam jangka waktu 3 - 4 tahun.

3. Reksadana Pasar Saham
Nah kalau reksadana jenis ini sangat cocok nih bagi kalian yang ingin berinvestasi jangka panjang. Imbal hasil yang diperoleh pada reksadana pasar saham adalah yang paling banyak, hal itu berarti jenis reksadana ini juga mempunyai resiko paling tinggi diantara reksadana lainnya.

4. Reksadana Campuran
Reksadana Campuran merupakan reksadana yang menempatkan dananya untuk diinvestasikan kedalam beberapa efek sekaligus. Efek itu bisa berupa saham, instrumen pasar uang maupun surat utang. Reksadana ini memiliki resiko yang sama dengan reksadana pendapatan tetap.

Sampai disini udah pada mumet para pembaca di seluruh tanah air? Tenang, tenang, mendingan lanjut aja gimana sih caranya mengelola keuangan dengan berinvestasi?

Kak Evelyn membagi ilmu tentang bagaimana mengelola keuangan dengan berinvestasi nih, caranya dengan mengajak kami semua untuk memikirkan keinginan apa yang ingin diwujudkan dalam hidup. Setelah itu semuanya harus dikerucutkan lagi agar lebih detail.

Sebagai patokan, ada 3 hal yang harus kita tanyakan pada diri kita masing-masing tentang impian yang ingin diwujudkan, yaitu:
1. Apa mimpi kalian?
2. Kapan kalian mewujudkan mimpi itu?
3. Berapa dana yang harus disiapkan untuk mewujudkan mimpi itu?

Sebagai contoh saya kasih aja deh pemenuhan keinginan saya untuk 2 tahun kedepan.
Karena saya nggak tahu untuk setahun kedepan bakal kayak gimana, maka saya butuh dana darurat yang saya anggarkan sebesar 7 juta rupiah. Jangka waktunya saya pilih 1 tahun, untuk jenis reksadananya sudah pasti reksadana pasar uang. Dengan potensi hasil investasi 5% pertahun saya harus menyisihkan uang saya sebesar Rp 567.720 per bulan.

Kemudian dalam waktu 2 tahun lagi, saya juga mempunyai keinginan untuk liburan ke Jepang. Budget yang saya butuhkan adalah 20 juta rupiah. Lagi lagi karena jangka waktunya saya pilih 2 tahun maka saya berinvestasi di reksadana pasar uang. Dengan potensi hasil investasi 5% pertahun saya harus menyisihkan uang saya sebesar Rp 590.799 per bulan.
Jadi total keseluruhan saya harus menyisihkan dana sebesar Rp. 1.358.520 tiap bulan untuk mewujudkan impian saya.

Sumber: Dikoko Production
Wagelaseh, bener bener ilmu yang sangat bermanfaat deh buat saya yang doyan jalan-jalan. Ilmu tentang menabung, keuangan, serta mengelola keuangan komplit saya dapatkan disini. Semoga aja sih keinginan saya buat ke Jepang bisa segera terwujud dan pengelolaan keuangan saya jadi makin baik kedepannya.

You Might Also Like

3 komentar

  1. iiihh ada akyuuuuuu hihi.. emang ya kalo bahas financial gini tuh bikin makin melek untuk investasi

    BalasHapus
  2. Hahaha..begitulah hidup dalam lingkungan sosial ya Lee.. gak hanya keluarga besar..teman atau tetangga kadang juga nyinyir gak jelas.. eis santai saja gak usah dipikirin.. lebih asyik mikirin cara investasi satu ini nih.. TFS ya..jadi pengen nyoba juga..

    BalasHapus
  3. Hahahaha,,, liburan dikomen buang duit, kalo diem di rumah dibilang kok tumben.
    Biasaaaa,,, manusia emang hobi komen sih.

    Btw, aku ikutan investasi juga lho pake Manulife. Milih yang pasar uang, soalnya goalnya setahun dulu. Ntar kalo berani ambil resiko lebih, nyobain yang pendapatan tetap.

    BalasHapus